Berita  

44GB Data Bank Indonesia & 175 Komputer Terinfeksi Conti Ransomware

44GB Data Bank Indonesia & 175 Komputer Terinveksi Conti Ransomware

Ransomware Conti kembali melancarkan aksinya , kali ini dengan total data 44GB dari Bank Indonesia serta 175 Komputer yang telah terinfeksi. Hal ini disampaikan melalui akun twitter Dark Tracer sebagai berikut.

Dalam tweet tersebut Geng Conti ransomware terus mengunggah data internal Bank Indonesia. Kebocoran pertama adalah data 487MB tetapi sekarang mencapai 44GB. PC internal yang disusupi diperkirakan berjumlah 16 pada awalnya, dan sekarang meningkat menjadi 175.

Baca Juga : 

487 MB Data Bank Indonesia Bocor Oleh Ransomware Conti

Dark Tracer sebelumnya pada hari Kamis mengungkap bahwa aktor di balik ransomware Conti mulai mengunggah data yang dicuri dari Bank Indonesia.

Melansir dari CNN, Kepada awak media yang mengkonfirmasi informasi itu, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengakui bahwa BI telah diserang oleh ransomware.

“BI menyadari adanya peretasan berupa ransomware pada bulan lalu. Itu menyadarkan kami (serangan) itu nyata dan kami kena,” ujar Erwin.

Ia mengatakan, BI telah melakukan mitigasi setelah kejadian tersebut. Ia juga memastikan bahwa serangan tidak mempengaruhi layanan publik Bank Indonesia. Sayangnya, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut terkait insiden siber tersebut.

Informasi lebih detail datang dari Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN.

Juru Bicara BSSN Anton Setiawan mengatakan yang menjadi korban ransomware Conti adalah kantor Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu. Anton bilang, serangan itu telah dilaporkan oleh pihak Bank Indonesia ke BSSN pada tanggal 17 Desember 2021.

Menurut Anton, ada 16 komputer di sana yang terkena dampak serangan. File-file dari komputer tersebut terenkripsi dengan extensions, seperti Sender2.exe, v2.exe, dan v2c.exe.

Anton mengatakan tidak ada permintaan uang tebusan dari peretas terkait serangan tersebut. Dia juga menegaskan “tidak ada data sensitif terkait sistem kritikal Bank Indonesia.”

Menurut Anton, sejak insiden tersebut BI telah melakukan sejumlah langkah, antara lain, pertama, mengisolasi komputer yang terdampak oleh ransomware dan memutus hubungan server kategori kritikal agar tidak terdampak oleh ransomware.

Kedua, “Melakukan eradikasi terhadap file yang diduga menjadi sumber penyebaran ransomware,” ujar Anton

Exit mobile version