Pasar saham global diguncang oleh kejatuhan drastis saham perusahaan teknologi AS, terutama Nvidia, yang kehilangan nilai pasar hingga $600 miliar dalam sehari. Penyebab utamanya adalah kemunculan DeepSeek, startup AI asal China yang meluncurkan model kecerdasan buatan (AI) canggih dengan biaya pengembangan 95% lebih murah daripada kompetitor AS seperti OpenAI. Ini menjadi ancaman serius bagi dominasi AS di sektor AI dan memicu krisis kepercayaan investor terhadap valuasi saham teknologi.
Mengapa DeepSeek Mengguncang Pasar?
- Biaya Pengembangan Revolusioner
DeepSeek mengklaim model terbarunya, DeepSeek-R1, dikembangkan hanya dengan anggaran $6 juta dalam waktu dua bulan. Angka ini jauh di bawah biaya miliaran dolar yang dihabiskan perusahaan AS seperti OpenAI atau Meta. Model ini bahkan dilaporkan mengungguli ChatGPT dalam tes penalaran dan kinerja. - Efisiensi Teknologi di Tengah Embargo AS
Meski menggunakan chip Nvidia H800 (versi ekspor terbatas ke China), DeepSeek berhasil mengoptimalkan perangkat lunak dan arsitektur AI untuk mengurangi ketergantungan pada perangkat keras canggih. Pendekatan open-source memungkinkan kolaborasi massal, mempercepat inovasi tanpa biaya tinggi. - Dampak Langsung pada Saham Teknologi AS
- Saham Nvidia anjlok 17%, kehilangan $593 miliar dalam sehari—rekor terburuk dalam sejarah Wall Street.
- Saham Broadcom (-17,4%), Microsoft (-2,1%), dan Alphabet (-4,2%) ikut terimbas.
- Indeks Nasdaq turun 3,1%, mencerminkan kepanikan investor atas ancaman model AI hemat biaya.
- Efek Domino ke Sektor Energi
Saham perusahaan energi seperti Vista (-28%) dan GE Vernova (-21%) turun akibat kekhawatiran permintaan listrik untuk pusat data AI akan berkurang.
Kontroversi dan Skeptisisme
- Klaim Biaya Murah Dipertanyakan
Analis Bernstein meragukan klaim biaya $6 juta, menyebut angka itu mungkin tidak mencakup biaya riset sebelumnya. Namun, sifat open-source DeepSeek memungkinkan verifikasi independen, memperkuat kredibilitasnya. - Respons Nvidia: Pujian dan Pertahanan
Nvidia mengakui terobosan DeepSeek sebagai “contoh sempurna penskalaan waktu uji” tetapi menegaskan bahwa inferensi AI tetap membutuhkan GPU canggih mereka. Perusahaan juga menyatakan chip yang digunakan DeepSeek mematuhi regulasi ekspor AS.
Liang Wenfeng: Sosok di Balik DeepSeek
Pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng (40 tahun), adalah lulusan Universitas Zhejiang dan mantan ahli AI di perusahaan hedge fund High-Flyer. Sejak 2021, ia membeli ribuan chip Nvidia sebelum embargo AS, membangun kluster komputasi untuk pelatihan model AI. Visinya bukan sekadar profit, tetapi “mendorong batas teknologi China”.
Implikasi Global dan Momen “Sputnik AI”
- Peringatan untuk AS
Presiden Donald Trump menyebut DeepSeek sebagai “panggilan bangun” bagi industri AS. Marc Andreessen, investor Silicon Valley, menggambarkannya sebagai “momen Sputnik” dalam perlombaan AI mirip dengan peluncuran satelit Soviet tahun 1957 yang memicu perlombaan luar angkasa. - Kemampuan Inovasi China yang Tak Terduga
Sanksi AS justru memicu inovasi lokal. DeepSeek membuktikan bahwa China mampu mengejar ketertinggalan dengan pendekatan kolaboratif dan efisiensi biaya, meski menggunakan teknologi yang lebih sederhana.
Kemunculan DeepSeek bukan sekadar gangguan pasar, tetapi titik balik dalam persaingan teknologi AS-China. Jika model hemat biaya ini terus berkembang, perusahaan AS mungkin harus mengubah strategi investasi infrastruktur AI bernilai triliunan dolar. Sementara Nvidia tetap optimis dengan permintaan GPU canggih, investor mulai mempertanyakan apakah dominasi Silicon Valley masih tak tergoyahkan.