720GB Data Pasien Medis Dari Kementrian Kesehatan Dijual

Sekumpulan data medis pasien berjumlah 720GB dijual dalam raidforum, Peretas memberikan sumber data berasal dari server pusat Kementrian Kesehatan.

“Seperti judulnya, saya menjual dokumen sekitar 720 GB dan deretan 6 juta dbs pasien medis Indonesia,” demikian tulis peretas dengan nama akun Astarte itu, diakses Kamis (6 Januari 2022).

Peretas mengunggah basis data itu pada Rabu (5 Januari) pada pukul 04.23 dengan judul “Indonesia-Medical Patients Information 720 GB Documents and 6M database.”

Ia mengklaim bahwa data itu bersumber dari server terpusat Kementerian Kesehatan RI ( Centralized Server of Ministry of Health of Indonesia ). Ia juga memberikan info pengambilan data dilakukan pada 28 Desember 2021.

Dari seluruh basis data itu, terbagi dalam tiga folder,

(1) “ECG atau EKG folder” (electrocardiogram) berukuran 199GB dengan 238.999 files

(2) “laboratory folder” dengan 479GB berisi 753.504 files

(3) “radiology folder” dengan 42GB berisi 43.630 files.

Dalam forum tersebut ia juga memberikan beberapa penjelasan tentang dokumen yang dijual.

*radiologi
di folder rad terdapat laporan rekam medis dari berbagai rumah sakit besar di seluruh Indonesia
– X-ray scan dengan
nama pasien,
rumah sakit asal,
tanggal pengambilan scan
berbagai scan diambil
berbagai laporan lainnya
– form hasil pemeriksaan klinis
– CT scan
– foto pasien
– hasil tes covid-19
– identitas lengkap pasien dari berbagai rumah sakit
– surat rujukan
– dll

*EKG
– surat rujukan bpjs
– lembar perekatan ecg
– formulir transfer pasien antar rumah sakit
– laporan radiologi
– hasil tes
swab antigen – isolasi covid 19 surat persetujuan
– hasil pemeriksaan laboratorium
– surat rujukan
– laporan hasil ekokardiografi
– dll

*Laboratorium
– laporan pemeriksaan kesehatan
– laporan hasil pemeriksaan laboratorium
– laporan hasil rapid antigen test
– ct scan
– dll

Database Pasien Medis

Selain dokumen diatas ada juga beberapa database sebagai berikut,

1. Datatabase informasi pribadi pasien yang berisi

nama lengkap
no_kontak
alamat
tempat_lahir
tgl-lahir
jk
no_kartu_jkn, dan
NIK

2. Database informasi diagnosa pasien serta penunjang yang berisi

id_rujukan
lab
rad
obat
tindakan
alergi, dan
status

3. Database rujukan pasien medis

id_rujuk
no_rujukan_bpjs
transportasi
alasan_merujuk
tgl_rujuk
nik_petugas, dan
nama_petugas

Dokumen Video Media

Selain mengunggah database pasien, peretas juga melampirkan tiga video untuk meyakinkan pembeli. Dalam sebuah video yang diunggahnya, ia mencoba meyakinkan sekali lagi dengan tumpukan basis data itu dengan membuka file dari komputer Windows.

Ia membuka folder tempat data itu disimpan di Windows Explorer. Sekali lagi ia menunjukkan ukuran basis data tersebut sebesar 479 GB, tampaknya folder laboratorium.

Saat dilihat, ia menampilkan lembaran muka dari hasil pemeriksaaan laboratorium dari RS Pertamina Bintang Amin (IHC Group) yang beralamat di Jl Pramuka No 27 Kemiling, Bandar Lampung.

Selain itu, tampak juga lembaran kops surat bertitel Pemerintah Kabupaten Lampung Barat RSUD Alimuddin Umar yang beralamat di Jalan Teuku Umar, Liwa. Juga, masih terkait dengan hasil pemeriksaan laboratorium pasien.

Lalu, ada lagi lembaran hasil pemeriksaan lab klinik dari RSU Islam Klaten, Jawa Tengah. Terlihat juga hasil lab dari Rumah sakit St Carolus di Jalan Salemba raya Jakarta Pusat. Bahkan, hasil lab di RS St Carolus ini baru dilakukan pada Oktober 2021.

Tampaknya basis data ini bersifat acak, tidak merujuk pada satu laboratorium saja dan banyak sekali nama laboratorium yang tertera.

Tak hanya itu, folder tersebut juga terdapat foto-foto dan video pasien anak-anak. Basis data ini sangat parah sekali untuk sebuah kebocoran data, karena menyimpan foto-foto yang miris dan riskan karena menyangkut riwayat penyakit pasien.

Jika data tersebut dimiliki oleh penjahat siber, sangat bahaya sekali dan bisa dipakai untuk modus kejahatan lanjutan lain.