Berita  

Sesaat Setelah Gencatan Senjata, Israel Kembali Menyerang

Sesaat Setelah Gencatan Senjata, Israel Kembali Menyerang

Sesaat Setelah Gencatan Senjata, Israel Kembali Menyerang – Baru saja umumkan gencatan senjata Jumat pagi, polisi Israel kembali menyerang warga Palestina di Kompleks Masjid Al Aqsa, Palestina. Sumber menyebut warga Palestina terlibat dalam kekerasan yang tengah berlangsung di lokasi antara polisi Israel dan pengunjuk rasa .

Juru bicara Polisi Israel Micky Rosenfeld menuduh petugas menjadi sasaran warga Palestina yang melempar batu dan memulai tindakan penindasan kerusuhan. Di lokasi, polisi melemparkan granat ke sekelompok warga Palestina yang berbaris.

Dilansir TRT World, Jumat (21/5), Kompleks Masjid Al Aqsa berada di atas dataran tinggi Kota Tua yang dikenal oleh umat Islam di seluruh dunia sebagai al Haram al Sharif atau Tempat Suci dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount.

Agresi terbaru terhadap Palestina terjadi ketika para pemimpin dunia dan diplomat tinggi menyambut gencatan senjata yang dimediasi Mesir. Mereka sambil mendesak solusi politik jangka panjang untuk pendudukan Israel di wilayah Palestina. Akibat serangan Israel, korban yang berjatuhan berjumlah 243 warga Palestina.

Israel nampaknya langgar komitmen gencatan senjata. Kembali terjadi ketegangan saat Polisi Israel menembakan gas air mata pada jamaah salat jumat di Masjid Al Aqsa.

Ketegangan di Yerusalem Timur terjadi karena polisi Israel menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa dan menembakkan gas air mata ke warga Palestina setelah salat Jumat.

Para saksi di dalam kompleks tersebut mengatakan bahwa setelah salat Jumat banyak warga Palestina tinggal di tempat itu untuk merayakan gencatan senjata antara Hamas dan pemerintah Israel.

Mereka bernyanyi dan bernyanyi ketika kontingen polisi Israel di sebelah kompleks masuk ke kompleks dan mulai menggunakan tindakan pengendalian massa.

Termasuk granat kejut, bom asap dan gas air mata. “Mereka mulai menembaki kerumunan itu dalam upaya untuk mencoba dan membubarkan warga,” demikian dilaporkan Jurnalis Al Jazeera, Imran Khan.